Kenalkan Industri, Prodi TIP UTM Gelar Stula di 2 Kota

 Pemahaman mahasiswa mengenai praktik agroindustri sangat penting guna memberikan bekal bagi mahasiswa di Prodi Teknologi Industri Pertanian (Prodi TIP). Kegiatan di industri memberikan wawasan kepada mahasiswa bagaimana suatu produk pertanian diolah menjadi produk yang bernilai tambah. Dengan demikian, observasi yang mereka lakukan di industri dapat mendukung pemahaman pada teori yang mereka peroleh di kelas. Kegiatan obervasi ini dapat dilakukan melalui kegiatan studi lapang (Stula).

Kegiatan Stula 2017 dilaksanakan di 3 industri atau lokasi. Pertama, pabrik pengolahan kacang PT Dua Kelinci di Pati, Jawa Tengah. Industri ini mewakili industri skala besar, yang memproduksi aneka produk pangan berbahan baku kacang. Kedua, industri kreatif Chocolate Monggo di Kota Gede, dan ketiga ialah industri jamur tiram di Yogyakarta.

Lokasi kunjungan pertama ialah PT Dua Kelinci pada Senin, 7 Agustus 2017. Ada 3 sesi kegiatan stula di lokasi ini. Kegiatan pertama peserta di PT Dua Kelinci adalah sesi foto Bersama di lokasi pabrik. Sesi kedua ialah presentasi profil perusahaan, sekaligus sambutan dari perwakilan perusahaan. Sesi ketiga ialah penjelasan teknis oleh tim perusahaan kepada mahasiswa mengenai alur produksi kacang garing. Seluruh sesi berlangsung 2 jam. Kunjungan berakhir sekitar jam 10.00 WIB.

Lokasi kunjungan di hari ke-2, Selasa, 8 Agustus 2017, ialah Chocolate Monggo yang terletak di Kota Gede, Yogyakarta. Di lokasi ini, peserta diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan aneka produk olahan dari kakao. Selain itu, peserta juga diajak untuk melakukan demonstrasi proses pencetakan coklat. Seluruh rangkaian kegiatan di Chocolate Monggo berlangsung selama 4 jam.

Lokasi kunjungan ke-3 ialah UD. Rumah Kebun Jamur. Tempat ini mampu memproduksi setidaknya 1000 baglog tiap hari. Di lokasi ini, peserta langsung diajak untuk melihat proses produksi baglog jamur tiram mulai dari persiapan bahan baku hingga produk jadi. Pertama, peserta diberikan penjelasan mengenai bahan baku pembuatan baglog serta komposisinya. Baglog dibuat dari 3 bahan, yaitu serbuk kayu sengon, dedak, dan kapur. Dedak ditambahkan 10% dari berat total serbuk kayu, sementara kapur ditambahkan sebanyak 3% dari berat total serbuk kayu. Ketiga bahan ini dicampur secara merata, dimasukkan ke dalam plastik PP, dan dipadatkan menggunakan mesin press, dan di-“sterilisasi” menggunakan steamer. Proses terakhir memiliki dua fungsi, yaitu untuk membunuh mikroorganisme pengganggu yang menjadi kompetitor jamur tiram, serta melunakkan serbuk kayu sehingga berfungsi lebih baik sebagai substrat.

Stula ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan bagi mahasiswa dalam rangka meningkatkan pemahaman mereka di bidang agroindustri.